Cerita Pedagang Kecil Setelah Diundang Presiden Jokowi ke Istana
Cerita Masyarakat - Pandemik virus corona atau COVID-19 yang melanda Indonesia seakan menjadi bola panas di tanah air. Bagaimana tidak, dampak dari wabah tersebut dirasakan di hampir semua sektor. Mulai dari sektor kesehatan, pariwisata, hingga ekonomi.
Karena dampak virus corona, pemerintah harus jungkir balik untuk mengatasinya. Dimulai dari menyiapkan jaring pengaman nasional seperti bantuan sosial, hingga memberikan insentif kepada sejumlah perusahaan, dan usaha menengah kecil dan mikro (UMKM).
Praktis, perusahaan-perusahaan besar hingga pedagang kaki lima terjun bebas. Penghasilan mereka turun drastis hingga 50 persen. Berbagai cara pun dilakukan pemerintah agar gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK dan angka pengangguran tak bertambah.
Salah satu cara yang dilakukan Presiden Joko "Jokowi" Widodo saat ini adalah memberikan subsidi modal kerja bagi pedagang kecil. Pemerintah menyiapkan Program Bantuan Modal Kerja (BMK) untuk 12 juta pelaku UMKM. Konsepnya unik, penyaluran modal tak dilakukan melalui menteri, tetapi langsung oleh presiden.
Modal tersebut diberikan Jokowi pertama kali pada Senin, 13 Juli 2020. Sejak itu, setiap minggunya, presiden selalu mendatangkan setidaknya 60 pelaku UMKM untuk hadir ke Istana kepresidenan dan diberikan modal.
"Bantuan Modal Kerja (BMK) ini memang isinya tidak banyak, Rp2,4 juta. Tolong diterima, digunakan semuanya untuk tambahan modal kerja Bapak, Ibu, semua. Ini kita mulai dan kita harapkan jutaan pedagang kecil yang akan kita berikan ini. Ini adalah yang pertama kali," ujar Jokowi saat itu.
Tentang kisah pedagang kecil masuk Istana, IDN Times telah mewawancarai dua pelaku UMKM yang sudah bertemu Jokowi di Istana pada gelombang pertama. Mereka adalah Tugiman Pramono dan Makni. Tugiman seorang pedagang es doger keliling yang terdampak pandemik, karena penghasilannya turun hingga 50 persen.
Sementara Makni, penjual warung makan dan mi ayam, juga turut merasakan dampak pandemik. Lalu, bagaimana perasaan mereka setelah mendapatkan bantuan langsung dari presiden? Seperti apa arahan dari presiden saat dipanggil ke Istana? Yuk simak cerita Tugiman dan Makni berikut ini.
1. Dua minggu masa PSBB membuat Tugiman menangis, karena hanya mendapatkan penghasilan Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per hari
Memakai kemeja biru setelan celana panjang hitam, dan tas pinggang, Tugiman hadir di kantor IDN Media pada Kamis, 16 Juli 2020. Dia tersenyum saat kami menyambutnya. Dengan ramah, ia mengaku senang bisa berbagi cerita dan pengalamannya saat diundang di Istana Kepresidenan.
Tugiman bercerita banyak hal. Mulai dari perjuangannya berdagang setiap hari, mencari penghasilan sampingan dari menari, hingga harus berutang kepada bank untuk memenuhi modal dagangannya.
Pandemik membuat usaha Tugiman terjungkal. Penghasilannya turun drastis. Ia sempat bingung dan hanya bisa bergantung dari hasil dagangan es doger. Belum lagi, ia harus memikirkan kebutuhan istri dan keempat anaknya. Sang anak ada yang sudah berkuliah di perguruan tinggi.
Pria berusia 50 tahun itu sudah berjualan es selama 12 tahun. Ia pernah bekerja di perusahaan dengan gaji Rp50 ribu tapi akhirnya keluar. Ia berpikir, tak akan cukup jika hanya berpenghasil sebesar itu, apalagi harus menanggung beban keluarganya.
"Gaji Rp50 ribu itu mikir buat ngontrak, buat makan, buat beli sabun itu mikir. Nyoba-nyoba belajar ikut temen dagang es. Kok dagang es sekarang dapet hasil, besok gak, dapet hasil, besok gak. Tapi alhamdulillah kita niatnya sampai sekarang ada rugi untungnya itu wajar. Alhamdulillah jadi dagang sekarang dapat langsung bisa buat makan, buat makan anak, ongkos sekolah, gak usah nunggu bulannya," cerita Tugiman kepada IDN Times.
Tugiman mengatakan, dia sudah pernah berdagang segala jenis es dalam kurun 12 tahun. Mulai dari es krim 'tung-tung', es cendol, es podeng, hingga es doger. Semua itu ia lakukan semata-mata demi menafkahi keluarganya.
"Pertamanya keliling, tapi karena udah capek, udah umur, jadi udah di pangkalan kurang lebih empat tahunan," ucap pria humoris itu.
Selama masa pandemik, Tugiman harus menerima kenyataan penghasilannya menurun drastis. Ia sempat menangis pada awal-awal masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Selama COVID-19 ini modal itu satu termos itu Rp400 ribu. Tapi yang paling parah waktu PSBB pertama dua minggu, saya dapet Rp20 ribu, Rp30 ribu. Saya sampai nangis di tempat sama istri saya. Saya satu porsi Rp5 ribu, kalau 30 berarti enam orang itu saya nunggu sampai ngantuk-ngantuk," kata dia.
2. Makni mendapatkan penghasilan tak menentu selama pandemik, dan tak bisa menutupi modal usahanya
Seperti kisah Tugiman, imbas pandemik virus corona juga dirasakan Makni. Wanita yang telah berdagang mi ayam dan usaha warung makan selama sembilan tahun ini juga harus merasakan penghasilan yang tidak menentu.
Penghasilannya turun drastis hingga 50 persen. Makni dan suaminya setiap biasa berjualan di kawasan Jakarta Timur. Keduanya berbagi tugas, Makni berjualan makanan di warung, sedangkan suaminya berjualan mi ayam.
"Dari tahun 94 (berdagang) sampai sekarang. Sekarang karena ada COVID-19, dagangannya turun 50 persen," ujar Makni.
Meski kondisi pendapatan sekarang tidak menentu, Makni berusaha tersenyum. Ia legowo menerima semuanya dengan ikhlas. "Gak tentu, kadang-kadang dapet Rp500 ribu, Rp600 ribu," tutur dia, tertawa.
Kendati, penghasilannya itu terkadang belum menutupi modal sehari-harinya yang mencapai Rp800 ribu alias merugi. Sangking sepinya pelanggan, Makni kerap membagi-bagikan dagangannya yang tidak laku kepada tetangganya.
3. Jokowi berpesan agar para pedagang tetap semangat dan terus berusaha di tengah pandemik
Source : Facebook
Pertemuan berlangsung sekitar 15 menit. Jokowi dan para pedagang kecil saling bertatap muka, meski protokol kesehatan tetap dilakukan dengan mengenakan masker dan jaga jarak. Dalam pertemuan singkat itu, Makni mengingat tentang semangat yang diberikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu kepadanya.
"Pesannya harus semangat. Uangnya untuk tambahan modal dagang," kata Makni sambil tersenyum.
Pesan Jokowi juga masih teringat di kepala Tugiman. Ia mengingat tentang motivasi dari presiden. Karena bukan hanya Indonesia saja yang mengalami krisis, tetapi 215 negara di dunia juga alami hal serupa.
"Kata Bapak Presiden intinya dikasih modal untuk bantuan. Gak cuma Indonesia sendirian, beberapa negara juga kena COVID-19. Kita tidak sendirian, tapi semua. Makanya kita harus berusaha, semangat dagang. Harus sabar," ucap Tugiman, menirukan pesan Jokowi.
4. Jokowi bagikan Bantuan Modal Kerja (BMK) sebesar Rp2,4 juta kepada 12 juta pelaku UMKM
Presiden Jokowi memberikan Bantuan Modal Kerja (BMK) kepada para pelaku UMKM di Istana Kepresidenan setiap minggunya sejak awal Juli lalu. Dia memberikan bantuan modal kepada pedagang kecil masing-masing Rp2,4 juta. Mantan Wali Kota Solo itu telah menyiapkan BMK untuk 12 juta pedagang kecil.
"Saya rasa ini bisa digunakan untuk tambahan modal kerja dan ini memang mau kita bagikan ke 12 juta pedagang-pedagang kecil yang ada di seluruh tanah air, dan Bapak, Ibu sangat beruntung yang pertama mendapat bantuan," ujar Jokowi, saat mengundang pedagang ke Istana awal Juli lalu.
Pada kesempatan itu, Jokowi mengingatkan agar uang sumbangan itu dijadikan sebagai modal usaha. Bukan untuk berbelanja kebutuhan lain. "Jangan sekali-sekali bantuan modal kerja dipakai buat beli HP atau beli pulsa. Hati-hati itu, harus dipakai betul-betul buat tambahan modal kerja," kata dia.
Kepada para pedagang kecil itu, Jokowi menyampaikan agar bantuan itu digunakan untuk tambahan modal usaha. Seperti menambah peralatan berdagang dan sebagainya.
"Mestinya ada tambahan barang-barang kelontong yang ada di warung kita, kalau jualan kaki lima misalnya jualan hanya tahu sama tempe bisa ditambahi jualan barang-barang yang lain, bisa tahu, tempe bisa telur banyak-banyak dengan tambahan modal kerja tadi," ucap kepala negara.
Bantuan modal usaha itu diberikan Jokowi lantaran pandemik COVID-19 menggulingkan hampir semua sektor, termasuk usaha kecil.
"Biasanya mungkin sehari bisa berjualan Rp500 ribu atau Rp800 ribu, sekarang hanya Rp200 ribu separuh atau sepertiganya, bener ya Bu? Atau sekarang sudah baik? Belum? Itulah memang kondisi yang kita alami," ucap presiden.
Mantan pengusaha mebel itu menyebut, yang mengalami krisis bukan hanya pelaku UMKM saja, melainkan juga perusahaan-perusahaan bisnis besar, baik di Indonesia maupun mancanegara.
"Ini yang mengalami tidak hanya yang kecil saja, yang tengah, yang gede juga mengalami hal yang sama karena pandemik virus corona," kata Jokowi.
Sumber : IDN TIMES
#DampakCovid19 #CeritaMasyarakat
Comments
Post a Comment